Senin, 06 April 2015

makalah Biomat bab 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Semen dalam Kedokteran Gigi

Semen merupakan suatu bahan non logam yang digunakan untuk restoratif. Semen juga berfungsi sebagai perekat pada logam dan juga sebagai luting, basis, liner dan Varnis.
            2.1.1 Syarat Semen Kedokteran Gigi
                 Menurut  Anusavice (2004) sarat semen kedokteran gigi secara umum, diantaranya adalah sebagai berikut::
1.      Semen yang digunakan di kedokteran gigi harus tidak beracun dan tidak mengiritasi pulpa serta jaringan yang lain, agar kondisi kesehatan atau oral hygiene tetap terjaga meskipun sedang melakukan perawatan.
2.      Solubility rendah atau sifat kelarutannya rendah sehingga tidak mudah larut dalam larutan saliva.
3.      Aplikasinya harus mudah agar memudahkan operator untuk mengaplikasikannya ke operator dan harus cepat mengeras.
4.      Dapat melekat baik pada enamel, dentin, porselen, akrilik, alloy, tetapi tidak lengket pada alat Kedokteran Gig
5.      Bakteriostatik
6.      Tidak mengurangi sensitivitas dentin
7.      Sifat rheological yaitu kekentalan yang rendah (sesuai dengan kebutuhan) dan ketebalan selapis tipis (Film thickness).

2.1.2 Fungsi Semen dan Kegunaan Semen
a.       Sebagai Perlekatan
Biokompatibilitas
Ditentukan oleh bahan restorasi tersebut pada pulpa dan jaringan periodontal.respon pulpa dianggap penting karena keparahan iritasi di dalam pulpa bersifat irreversibel dan kavitas bebas dari bakteri.
Sifat perlekatan
Perlekatan kimia pada dentin dan enamel untuk mendapatkan perlekatan kimia yang baik diperlukan permukaan kavitas yang bersih karena akan memperkecil perlekatan pada dentin dan enamel.

b.      Semen sebagai Luting
Pada awal abad ke 20, material kedokteran gigi yang digunakan sebagaian retensi marginal seal pada protesa – protesa seperti inlays,onlays,crowns dan bridges hanyalah semen oksida eugenol dan semen seng phosphate. Pada abad ke 20,material yang dapat digunakan dalam menempelkan protesa pada gigi hanya semen,oleh karena itu seng oksida eugenols memperbaiki protesa dengan menempelkan protesa pada gigi disebut sementasi. Namun menjelang akhir abad ke 20,mulai bermunculan variasi-variasi material kedokteran gigi yang bersifat adhesif. Dalam perkembangannya,semen kedokteran gigi tidak hanya digunakan dalam menempelkan protesa dengan gigi,oleh karena itu proses menempelkan protesa pada gigi disebut sebagai  luting bukan lagi sementasi.
Syarat Semen sebagai Luting
1.      Biocompatibility
         Semen yang digunakan sebagai luting biasanya diperlukan dalam pemasangan mahkota gigi dan inlays,semen yang digunakan akan menutupi dentin pada gigi.bahan luting tersebut nantinya juga akan menjalankan peran yang sama dengan dentin,yakni melindungi pulpa ,makadari itu bahan semen sebagai luting haruslah material yang biocompatibel dan tidak toksik terhadap pulpa.Bahan luting yang baik tidak hanya melapisi seluruh perrmukaan dentin dan protesa dengan baik,namun juga perlu material yang bersifat anti bakteri agar pulpa terlindungi dari bakteri merugikan.
2.      Retensi
         Peran utama semen sebgai luting adalah menghasilkan retensi pada restorasi.pada semen dengan bahan dasar air seperti semen seng phosphate,retensinya diatur oleh geometri dari gigi yang telah direparasi, kontrol pada saat insersi,dan kemampuan dalam memberikan mechanical keying pada permukaan yang tidak rata. Kurangnya retensi merupakan kegagalan dalam luting. Pada proses adesif bisa ditambahkan untuk meningkatkan retensi secara signifikan dan resin adhesive technologies
Sifat Semen sebagai Luting
1. Marginal seal
2. Ketebalan (Film thickness)
3. Mudah digunakan
4. Radiopacity
5. Estetik baik

c. Semen Sebagai Basis
                    Basis adalah lapisan semen yang ditempatkan di bawah restorasi permanen  untuk memacu perbaikan dari pulpa yang rusak dan melindunginya dari kerusakan. Kerusakan itu bisa dari thermal shock bila gigi direstorasi dengan bahan logam dan kerusakan karena iritasi kimia. Basis berfungsi sebagai tekanan selama proses kondensasi serta dapat memberi bentuk yang structural bagi kavitas.
            Syarat Semen sebagai Basis
                      Penggunaan basis dengan tujuan sebagai insulator terhadap thermal schock tidak dilakukan pada semua restorasi logam,hal ini tergantung pada kedalaman kavitas yang dalam yaitu ketebalan yang tersisa kurang dari 1 mm merupakan indikasi penggunaan basis,karena dentin yang tersisa tidak dapat bertindak sebagai insulator panas. Kavitas yang sedang ketebalan dentin yang tersisa kurang dari 2 mm tetapi lebih dari 1 mm memerlukan basis sebagai insulator terhadap thermal shock. Kavitas yang dangkal yaitu ketebalan yang tersisa2 mm atau lebih di antara lantai kavitas dan pulpa, tidak diperlukan bahan basis karena dentin yang tersisa dapat memberikan insulator terhadap thermal schock.
Sifat Semen sebagai Basis
1.    Tidak mengiritasi pulpa dan dapat merangsang pembentukan dentin sekunder
2.    Compresive strenght yang tinggi
3.    Solubility yang rendah kaavitas atau ketebalan dentin yang tersisa.
d.   Semen sebagai Liner dan Varnish
                        Liner adalah bahan yang ditempatkan sebagai lapisan yang tipis dan berfungsi utamanya adalah untuk memberikan penghalang bagi iritasi kimia. Liner tidak berfungsi sebagaii insulator terhadap thermal shock.
                        Varnish adalah rosin alami atau sintetik yang dilarutkan dalam pelarut seperti etr atau chloroform yang dioleskan disekeliling kavitas.pelarut menguap meninggalkan selapis tipis yang berfungsi untuk mengurangi mikroleakage yang terjadi di sekeliling restorasi. Varnish yang ditempatkan di bawah rstorasi logam tidak efektif sebagai insolator panas meskipun bahan varnish merupakan penghantar panas yang rendah.


Semen
Kegunaan Utama
Kegunaan Sekunder
Seng fosfat



Seng oksida – eugenol







Polikarboksilat


Silikat
Silikofosfat

GIC



Kalsium hidroksida
Bahan perekat untuk restorasi dan peralatan ortodontik

Restorasi sementara dan menengah
Bahan perekat sementara dan permanent untuk restorasi, bahan penahan panas, pelapik kavitas, penutup pulpa.

Bahan perekat untuk restorasi; basis penahan panas.
Restorasi gigi anterior
Bahan perekat untuk restorasi
Restorasi gigi anterior, bahan perekat untuk restorasi dan peralatan ortodontik, pelapik kavitas.
Bahan penutup pulpa (pulp capping) basis penahan panas
Restorasi  jangka menengah, basis penahan panas.

Restorasi saluran akar
Penutup luka bedah periodontal.





Bahan perekat untuk perlatan ortodontik, restorasi jangka menengh, bahan perekat untuk peralatan ortodontik.

Penutup ceruk dan fisura, basis penahan panas


Restorasi Sementara



  2.2 Macam-macam semen

2.2.1 Semen Seng Fosfat
Semen seng fosfat merupakan bahan semen tertuayang masih digunakan sampai sekarang. Semen seng fosfat terdiri dari bubuk dan cairan. Semen ini sering digunakan sebagai bahan lutting pada penggunaan material restoratif metal maupun metal-keramik, selain itu juga sering digunakan sebagai basis amalgam untuk melindungi pulpa dari konduksi thermal amalgam yang cukup besar.

2.2.1.1 KomposisiSemen Seng Fosfat:
Komposisi terdiri dari powder seng oksida 90% dan Magnesium 10 % danasam phorporic, garam logam dan air sebagai liquid. Penggunaan sebagai basis,konsistensi harus seperti dempul, campuran bubuk dan liquid dengan ratio 6:1atau sesuai kebutuhan, membentuk adonan yang tidak cair tidak padat, adukdengan putaran melawan jarum jam, tempatkan adonan pada tumpatan yang telahdiberi semen eugenol sebagai subbasis. Waktu pengerasan sekitar 5-9 menit dankelebihan tumpatan dibuang.


2.2.1.2 Sifat Semen Seng Fosfat
1.      Semen seng fosfat menunjukkan daya larut yang relatif rendah didalam air
2.      Pengerasan seng fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan jaringan keras disekitarnya atau bahan restorasi lainnya. Oleh karena itu, ikatan utama adalah berupa kunci mekanis pada pertemuan keuda permukaan dan bukan oleh interaksi kimia
3.      Sifat biologi dari semen ini memiliki keasaman yang cukup tinggi pada saat protesa ditempatkan pada gigi. Kemudian pH akan naik dengan cepat tetapi masih sekitar 5,5 pada jam ke-24. Jika digunakan adukan yang encer pHh akan lebih rendah dan akan tetap rendah pada jangka waktu yang lama
4.      Sifat semen seng fosfat yang lain diantranya : meminimalkan kebocoran mikro, memberikan perlindungan terhadap pulpa, memiliki daya anti bakteri, rasio bubuk dan cairan mempengaruhi kecepatan pengerasan.

2.2.1.3 FungsiSemen Seng Fosfat:
1) Sebagai bahan tambalan sementara
Sebagai tambalan sementara, semen ini didasari oleh Seng okside yang di campur dengan cairan asam fosfat 50%. Bila menggunakan Seng phosphate maka kapasitas tidak terlalu besar dan kekuatan pengunyahan yang di pusatkan pada daerah gigi tersebut tidak boleh terlalu besar. Untuk menjamin kestabilan dan kekuatan tambalan sementara serta mencegah fraktur dari sisa cups di sekeliling kavitas yang besar, bahan ini di gunakan bersama dengan plat tembaga lembut yang dipotong dan dibentuk yang kemudian di semenkan di sekliling mahkota dan tambalan sementara dengan menggunakan semen yang sama.
2) Sebagai Bahan Basis dan Pelapik
Sedangkan sebagai basis, digunakan dalam bentuk dempul dan bentuklapisan yang relative tebal untuk menggantikan dentin yang sudah rusak dan untuk melindungi pulpa dari iritasi kimia dan fisik serta menghasilkan penyekat terhadap panas dan menahan tekanan yang diberikan selama penempatan bahan restorative.
3) Sebagai Bahan Perekat Inlay, Jembatan dan Pasak Inti
Sebelum memulai penyemenan, terlebih dahulu dilakukan pembersihan dan pengeringan daerah kerja, semen fosfat dengan slow setting dibuat dengan menambah bubuk dalam jumlah secukupnya dalam cairan sekitar 1-1,5 menit pada glass slab yang dingin, semen yang telah dicampur dioleskan pada bahan resatoratif dan dimasukkan kedalam kavitas kemudian ditekan secara intermitten sampai posisinya benar-benar baik. Semen yang telah benar-benar mengeras, sangat penting untuk membersihkan sisa-sisa semen di bagian proksimal dan servikal untuk menghindari iritasi gingiva.

2.2.1.4 Manipulasi Semen Seng Fosfat
1.      Siapakan 3-6 tetes cairan dan bubuk ke glass plate dengan perbandingan rasio  bubuk banding cairan 3:1. Semakin tinggi rasio semakin baik sifat-sifatnya.
2.      Campur bubuk dengan cairan. Campur bubuk sedikit demi sedikit. Untuk memperoleh konsistensi yang diinginkan, suatu aturan yang baik untuk diikuti adalah mengaduk selama 15 detik setelah setiap kali menambahkan bubuk. Penyelesaian pengadukan biasanya membutuhkan waktu selama 1,5 menit.
3.      Konsistensi sebenarnya bervariasi sesuai dengan tujuan penggunaan semen. Untuk penggunaan sebagai basis harus mencapai konsistensi seperti pasta.
4.      Waktu pengerasan seng fosfat sesuai dengan spesifikasi ADA No.9 adalah antara 5-9 menit

2.2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Waktu Kerja dan Pengerasan Semen Seng Fosfat.
1.      Rasio bubuk dan cairan
Waktu kerja dan pengerasan dapat ditingkatkan dengan mengurangi rasio bubuk:cairan. Tetapi prosedur ini bukan cara yang bisa diterima untuk memperpanjang waktu pengerasan karena tindakan ini mengganggu sifat fisik dan menghasilkan semen dengan pH awal yang rendah.
2.      Kecepatan pencampuran bubuk
Sejumlah bubuk yang secara bertahap ditambahkan pada saat pencampuran kedalam cairan akan menambah waktu kerja dan pengerasan dengan mengurangi jumlah panas yang ditimbulkan dan memungkinkan lebih banyak bubuk yang bisa digabungkan dalam adukan. Karena itu cara seperti ini merupakan prosedur yang dianjurkan untuk semen seng fosfat.
3.      Temperatur alas aduk
Pendinginan alas akan memperlambat reaksi kimia antara bubuk dan cairan sehingga pembentukan matriks juga diperlambat. Ini memungkinkan dimasukkannya bubuk dalam jumlah optimal kedalam cairan tanpa adonan menjadi sangat kental.

2.2.2 Zinc Okside Eugenol
Semen ini biasanya dikemas dalam bentuk bubuk dan cairan atau kadang-kadang sebagai dua jenis pasta. Tersedia berbagai jenis formula OSE untk restorasi sementara dan jangka menengah, pelapik kavitas, basispenahan panas, dan semen perekat sementara serta permanen. Juga berfungsi sebagai penutup saluran akar dan dresing periodontal. pH-nya 7 pada saat dimasukkan ke dalam gigi. Semen OSE adalah salah satu bahan yang paling tidak mengiritasi dari semua bahan gigi dan merupakan penutup yang istimewa terhadap kebocoran.
Berbagai formula dan kegunaan disebutkan dalam spesifikasi ADA No.30 untuk bahan restorasi OSE, yang menyebutkan empat jenis OSE. Semen OSE Tipe I digunakan untuk semen sementara. Tipe II digunakan untuk semen permanen dari restorasi atau alat-alat yang dibuat di luar mulut. Tipe III digunakan untuk restorasi sementara dan basis penahan panas. Sedangkan Tipe IV digunakan untuk pelapik kavitas. Kegunaan yang terakhir ini menganjurkan penggunaan bahan sebagai lapisan pada dinding pulpa untuk melindunginya terhadap iritasi kimia dari bahan restorasi. Namun ketebalannya  tidak menandai untuk memberikan perlindungan panas pada pulpa.

2.2.2.1 Komposisi Zinc Oksida Eugenol



Bahan-bahan
Fungsi
Powder
Zinc oxide                   69,0% 
White rosin                  29,3%
Zinc stearate                  1,0%

Zinc acetate                   0,7%
Magnesium oxide
Bahan utama
Untuk mengurangi kerapuhan pada semen
Akselelator
Bereaksi dengan eugenol
Liquid
Eugenol                     85,0 %

Olive oil                    15,0 %
Bereaksi dengan zinc okside
Plasticizer





2.2.2.2 Fungsi Zinc Oksida Eugenol

a. Sebagai Restorasi Sementara
Bahan-bahan yang digunakan untuk restorasi sementara diharapkan bertahan selama jangka waktu yang pendek, misalnya beberapa hari atau paling lama beberapa minggu. Restorasi ini dapat berfungsi sebagai perawatan restoratif sementara sambil menunggu pulpa sembuh atau sampai tambalan jangka panjangnya selesai dibuat dan siap untuk dipasang. Semen OSE Tipe I hampir secara universal digunakan  untuk perawatan sedatif, penutupan sementara, dan semen yang permanen. Karena tambalan semen ini akhirnya akan dilepas, kekuatan maksimal yang diperbolehkan menurut Spesifikasi ADA No.30 adalah 35 Mpa.

b.  Sebagai Restorasi Jangka Menengah
Kadang-kadang muncul kebutuhan akan restorasi jangka menengah, terutama pada pedodontik. Misalnya, pada pasien karies rampan yang lebih baik membuang semua jaringan yang telah mengalami demineralisasi dari lesi karies dengan sesegera mungkin untuk mengurangi kosentrasi bakteri kariogenik sehingga menghentikan proses karies. Begitu penghilangan awal dari karies selesai dijalankan dan pasien telah dialihkan ke keadaan resiko rendah karies, dokter gigi dapat melanjutkan perawatan dengan restorasi jangka panjang. Jarak waktu antara pembuangan jaringan karies dan penyelesaian pekerjaan restorasi dapat beberapa bulan atau lebih lama lagi. Selama periode menunggu ini, gigi harus dilindungi dengan jenis restorasi yang telah lama.

2.2.2.3 Sifat Zinc Oksida Eugenol
Sifat fisik. Seperti pada semua semen lain, rasio bubuk:cairan dari semen OSE akan mempengaruhi kecepatan pengerasan. Semakin tinggi rasio bubuk:cairan, semakin cepat pengerasannya. Pendinginan alas aduk akan memper lambat waktu pengerasan kecuali temperaturnya di bawah titik pengembunan. Di bawah titik embun ini, kondesat akan bergabung dengan adukan dan reaksi pengerasan akan dipercepat.
Ukuran partikel akan mempengaruhi kekuatan. Pada umumnya, ukuran perikel yang lebih kecil akan meningkatkan kekuatan. Penggantian sebagai eogenol dengan asam orto-etoksibensoat berakibat peningkatan kekuatan, seperti juga panggabungan polimer.
Formula OSE yang dirancang untuk berbagai kegunaan memiliki kekuatan yang berkisar antara 3 sampai 55Mpa. Kekuatan semen OSE tergantung pada tujuan kegunaanya dan pada formula yang dirancang untuk tujuan tersebut.

2.2.2.4 Manipulasi Bahan Zinc Oksida Eugenol
1.      Bubuk dalam jumlah secukupnya dan beberapa tetes eugenol diletakkan pada glass plate
2.      Bubuk dan larutan eugenol diaduk sampai mencapai tekstur seperti asta kental
3.      Pasta yang tercampur akan dapt dipegang tanpa melekat pada jari
4.      Kemudian masukkan adonan kedalam kavitas

2.2.2.5 Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi Semen Seng Oksida Eugenol
1. Meredakan rasa sakit
2. Basis insulatif
3.Tambalan sementara,misalnya pada pulp capping tidak langsung
4. Sementasi inlay,crown, dan bridge
5. Karies dentin
Kontra-Indikasi :Kasus pulpa gangren atau mati.

2.2.3 Semen Seng Polikarboksilat
Di dalam pencairan bahan semen adhesif yang dapat mengikat kuat dengan struktur gigi, seng polikarboksilat adalah system semen pertama yang memiliki ikatan adhesif dengan struktur gigi.

2.2.3.1 Sifat Semen Polikarboksilat
Semen ini adalah jenis semen baru dan mempunyai perlekatan dengan komponen kalsium dari struktur gigi. Seng polikarboksilat adalah system semen pertama yang memiliki ikatan adhesif dengan struktur gigi.
A. Sifat Semen Polikarboksilat
1.    Compressive strength semen polikarboksilat sekitar 55 MPa, lebih rendah daripada semen zink fosfat. Namun tensile strength sedikit lebih tinggi.
2.    Daya larut semen didalam air memang rendah, tetapi jika terkena asam organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar
3.    Isolator yang baik sehingga dapat melindungi dentin
4.    tindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan menurangi kekentalan semen
5.    waktu pengerasan lebih pendek ketimbang seng fosfat yaitu sekitar 2,5 menit
6.    PH cairan sekitar 1,7 tetapi dapat dinetralkan dengan cepat oleh bubuknya

2.2.3.2 Komposisi Semen Seng Polikarboksilat
Semen polikarboksilat adalah sistem bubuk-cairan. Cairannya adalah larutan air dari asam poliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak jenuh, misalnya asam itakonik. Berat molekul dari poliasam berkisar antara 30.000 sampai 50.000. Konsentrasi asam dapat bervariasi di antara satu semen dengan semen lainnya tetapi biasanya sekitar 40%
Komposisi dan prosedur pembuatan bubuknya mirip semen seng fosfat.Bubuknya mengandung oksida seng dengan sejumlah oksida magnesium.Oksida stanium dapat menggantikan oksida magnesium. Oksida-oksida lain, misalnya bismuth dan aluminium, juga dapat ditambahkan. Bubuk ini juga dapat mengandung sejumlah kecil stannous fluorida, yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat manipulasi.Unsur ini merupakan bahan penambah yang penting karena juga meningkatkan kekuatan.Namun, fluorida yang dilepaskan semen silikofosfat dan ionomer kaca.

2.2.3.3 Kelebihan dan Kekurangan Semen Polikarboksilat
1.      Kelebihan:
a.       Waktu pengerasan lebih cepat dari seng fosfat
2.      Kekurangan:
a.    Temperatur alas aduk yang dingin dapat menyebabkan asam poliakrilat mengental.
b.    Tidak sekaku semen fosfat
c.    Modulus elastis kurang dari setengah semen fosfat.

2.2.3.4 Waktu Kerja dan Pengerasan Semen Seng Polikarboksilat.
 Waktu kerja untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen seng fosfat, yaitu sekitar 2,5 menit dibanding 5 menit untuk seng fosfat. Ini digambarkan pada Gambar 25-14 dimana kekentalan semen seng fosfat, polikarboksilat dan ionomer kaca dicatat sebagai fungsi dari waktu.Garis datar pada kurva mewakili waktu kerja.Penurunan temperatur reaksi dapat meningkatkan waktu kerja yang diperlukan untuk sementasi jembatan cekat.Sayangnya, temperatur alas aduk yang dingin dapat menyebabkan asam poliakrilat mengental.Bertambahnya kekentalan membuat prosedur pengadukan menjadi lebih sulit.Dianjurkan bahwa hanya bubuk yang didinginkan di lemari pendingin.
   
2.2.3.5 Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi :
1. Sementasi
2. Basis
3.Lapik pelekat

Kontra-Indikasi :
1. Perawatan pulpa
2. Kasus pulpa gangren atau mati.

Next page klik this link : http://makalahbiomat.blogspot.com/2015/04/lanjutan-bab-ii-2.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar